Minggu, 25 November 2012

Sudahkah UKM menjadi Motor Ekonomi?

Tugas Softskill
Nama        : Rose Iman Sari
Kelas        : 2EA17
NPM        : 16211462

Seperti yang telah saya paparkan sebelumnya mengenai pengaruh UKM terhadap perekonomian Indonesia, kali ini saya membahas apakah UKM sudah menjadi motor ekonomi. Sektor UKM telah dipromosikan dan dijadikan sebagai agenda utama pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor UKM telah terbukti tangguh, ketika terjadi Krisis Ekonomi 1998, hanya sektor UKM yang bertahan dari collapse nya ekonomi, sementara sektor yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. UKM terbukti tahan terhadap krisis dan mampu survive karena, pertama, tidak memiliki utang luar negri. Kedua, tidak banyak utang perbankan karena mereka dianggap unbankable. Ketiga, menggunakan input lokal. Keempat, berorientasi ekspor. Selama 1997-2006, jumlah perusahaan berskala UKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha di Indonesia. Sumbangan UKM terhadap produk domestik bruto mencapai 54%-57%. Sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja sekitar 96%. Sebanyak 91% UKM melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga eksportir/pedagang perantara. Hanya 8,8% yang berhubungan langsung dengan pembeli/importir di luar negri.


Data statistik menunjukkan unit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) mendekati 99,98% terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Menururt Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan UKM seperti dilansir sebuah media massa, bila dua tahun jumlah UMKM bekisar 52,8 juta unit usaha, maka pada 2011 sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UMKM rata-rata menyerap 3-5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit maka tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8% menjadi 5% dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi memiliki signifikansi cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia karena memang berperan banyak pada sektor ril. 

Indonesia perlu memperoleh perhatian yang serius pada masa mendatang dalam rangka mengembangkan UMKM menuju usaha yang berdaya saing tinggi. Mempertimbangkan UMKM umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi lokal dan tidak bergantung pada import, serta hasilnya mampu di eksport karena keunikannya, maka pembangunan UMKM diyakini akan memperkuat fondasi perekonomian nasional. Perekonomian Indonesia akan memiliki fundamental yang kuat jika UMKM telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam perekonomian nasional. Untuk itu, pembangunan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah perlu menjadi prioritas utama pembangunan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
 

Dari penejelasan diatas dapat dinyatakan bahwa KM merupakan usaha yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan mengatasi masalah pengangguran di Indonesia. Maka menurut saya, bahwa UKM sudah memberikan dampak yang bagus sebagai motor ekonomi di Indonesia. Karena tidak sedikit pula tenaga kerja yang dapat terserap dari adanya UKM.  Agar UKM dapat lebih maju lagi dan bisa bersaing dengan internasional, alangkah baiknya pemerintah lebih dapat meningkatkan  akses kepada sumber-sumber permodalan dan pembiayaan, peningkatan akses pasar, akses teknologi, dan akses informasi. 


Sumber : 

















 


 

Senin, 29 Oktober 2012

Bangkitkan Usaha Mikro!

Saatnya Mendorong UKM!
UKM (Usaha Kecil Mrenengah) merupakan “Laskar” atau benteng  penyelamat Ekonomi Indonesia dari krisis global. Saat ini UKM telah melibatkan 96% tenaga kerja di Indonesia dan sebanyak 57% PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia disumbangkan dari UKM. Dan terbukti perekonomian di Indonesia tetap tumbuh tinggi dimotori oleh 55.000.000 UKM di pelosok Nusantara. Tahukah anda bahwa di Eropa justru peran UKM tidak sehebat di Indonesia, padahal 99% bisnis di Eropa dijalankan oleh UKM. Namun ternyata Eropa tetap mengalami krisis yang sangat hebat.  Posisi UKM di Indonesia menduduki peringkat ke-2 setelah Cina. Data ini saya peroleh dari Economic Challenge Metro TV. Hal ini dapat kita katakan bahwa UKM di Indonesia selangkah lebih maju dibandingkan UKM di Eropa.

Kemensos (Kementrian Sosial) harus membina masyarakat marginal untuk mendukung usaha mikro.  Namun hambatannya adalah mereka sulit mendapatkan akses terhadap perbankan. Kebanyakan 80%-85% modal UKM diperoleh dari uang/dana sendiri. Sumber modal UKM selain dari uang sendiri juga diperoleh dari pinjaman keluarga, koperasi simpan pinjam, bank, dll. Hanya sekitar 10,4% yang memanfaatkan dana dari perbankan. Fenomena UKM di Indonesia saat ini bahwa  96% usaha mikro berasal dari sektor informal. Pelaku UKM di Indonesia juga masih takut untuk menjadi formal, karena takut dikenakan pajak. Masih banyak yang tidak mendapatkan akses perbankan sehingga mereka para pelaku UKM harus dibina dengan lebih mengarah untuk memotivasi agar mereka mau dan bersedia menjadi usaha yang lebih besar. Produk mereka pun juga jarang yang beli. Masyarakat Indonesia juga masih banyak yang konsumtif pada produk luar. Sisa 4% dari prosentase diatas adalah UKM yang bisa kerjasama dengan Negara lain.

Usulan agar UKM bisa menjadi pusat perekonomian salah satunya dengan mengeluarkan Perarutan pemerintah mengenai UKM. Pemerintah harus lebih mendukung lagi dan peduli untuk membiayai kredit usaha rakyat. Kemudian pemerintah harus memudahkan akses perbankan dan menyederhanakan prosedur bagi pelaku UKM untuk memperoleh akses perbankan. Maka sudah saatnyalah masyarakat Indonesia dan pemerintah mendorong UKM untuk perkembangan ekonomi yang lebih meningkat lagi. Bangkitkan Usaha Mikro!

Minggu, 28 Oktober 2012

UKM terhadap Perekonomian Indonesia

Tugas Softskill - Ekonomi Koperasi
Disusun oleh :
Rose Iman Sari (16211462) , 2EA17




UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peran penting bagi perekonomian Indonesia. Karena dengan UKM ini, pengangguran akibat angkatan kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang dan berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Bahkan pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak industri-industri besar yang gulung tikar, bank-bank banyak yang berhenti beroperasi, namun sektor UKM lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
Adapun masalah yang dihadapi oleh sector UKM adalah kurangnya permodalan yang diperlukan untuk mengembangkan satu unit usaha. Karena UKM dalah usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, maka hanya mengandalkan modal dari pemilik. Pinjaman dari bank sangat sulit didapatkan karena banyaknya persyaratan administrative. Selain modal masalah yang di hadapi UKM adalah sumber daya manusia yang terbatas dari segi pendidikan formal , maupun pengetahuan dan keterampilan. Dan masalah yang terakhir yaitu lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil yang mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.
Alasan-alasan UKM bisa bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis adalah:
1. Sebagian besar UKM memperoduksi barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-rata masyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan.
2. Sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. Berbeda dengan sektor perbankan bermasalah, maka UKM ikut terganggu kegiatan usahanya. Sedangkan usaha berkala besar dapat bertahan. Di Indonesia, UKM mempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangat rendah.
3. UKM mempunyai modal yang terbatas dan pasar yang bersaing, dampaknya UKM mempunyai spesialisasi produksi yang ketat. Hal ini memungkinkan UKM mudah untuk pindah dari usaha yang satu ke usaha lain, hambatan keluar-masuk tidak ada.
4. Reformasi menghapuskan hambatan-hambatan di pasar, proteksi industri hulu dihilangkan, UKM mempunyai pilihan lebih banyak dalam pengadaan bahan baku. Akibatnya biaya produksi turun dan efisiensi meningkat. Tetapi karena bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi, maka pengaruhnya tidak terlalu besar.
5. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerja-pekerjanya. Para penganggur tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah UKM meningkat.

Pengembangan UKM di Indonesia mengalami beberapa hambatan dalam operasionalnya. Pengetahuan para produsen atau pemilik UKM di Indonesia mengenai teknologi masih jauh dari cukup. Kebanyakan produsen di Indonesia masih menggunakan peralatan yang sifatnya masih tradisional. Sehingga biaya produksi malah menjadi lebih tinggi dibandingkan jika paraprodusen menggunakan mesin-mesin modern. Selain itu Indonesia juga dihadapkan pada kualiatas SDM yang masih jauh dari standar yang ada.kendala yang banyak dialami adalah factor dana. Banyakcalon pengusaha yang mengeluhkan mengenai keterbatasn dana.Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ada beberapa solusi yang dapatdilakukan, yaitu dengan memberikan pembekalan serta penyuluhan untuk mengatasi masalah SDM.

Menurut saya dengan adanya UKM di Indonesia ini sudah cukup bagus menunjang perekonomian di Indonesia. Intinya semua kembali lagi kepada pemerintah, langkah-langkah apa saja yang akan diambil untuk mengatasi keterpurukan ekonomi ini. Jika sudah tahu bahwa UKM memiliki fungsi dan peranan yang positif, buka saja akses yang sebesar-besarnya kepada mereka. Toh, keadaan di lapangan yang menggambarkan sendiri bagaimana UKM bisa bertahan dari semua terpaan krisis yang melanda.




Sumber :
http://www.pewarta-indonesia.com/kolom-pewarta/indonesia-maroko/6113-peran-usaha-kecil-dan-menengah-ukm-dalam-stabilitas-hubungan-ekonomi-bilateralistik-indonesia-dan-maroko-sebagai-pilar-trilogi-pembangunan-519m.html
http://dwikacahayu.wordpress.com/2012/10/20/ukm-dan-perekonomian-nasional/