Rabu, 04 Januari 2012

Tugas Ilmu Budaya Dasar

Tugas Softskill

Tugas 4

Jika aku menjadi pengajar muda sebagai guru SD di pelosok Bolaang Mongondow....

Topik tulisan : Bila anda dikirim menjadi guru di pelosok Indonesia (hanya Kalimantan dan Sulawesi )

Pada tulisan ini saya berandai-andai menjadi guru SD di kabupaten Bolaang Mongondow. Terlebih dahulu saya akan paparkan bagaimana kondisi geografis, suku, mata pencaharian, dan kebiasaan sehari-hari masyarakat yang tinggal di Kabupaten Mongondow. Kabupaten Bolaang Mongondow adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Kotamobagu.

Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow telah mengalami sejumlah pemekaran. Tahun 2007 dimekarkan menjadi Kota Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Pada tahun 2008 dimekarkan lagi menjadi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Secara geografis daerah ini terletak antara 100,30" LU dan 0020" serta antara 16024'0" BT dan 17054'0" BT. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Minahasa, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Gorontalo.

Etnis Mayoritas di kabupaten ini adalah Suku Mongondow. Bahasa ibu penduduk asli di daerah ini adalah Bahasa Mongondow. Pokok pencaharian suku Mongondow ini adalah berburu, mengolah sagu hutan, atau mencari sejenis umbi hutan, menangkap ikan. Pada umumnya mereka belum mengenal cara bercocok tanam. Salah satu contoh kebiasaan sehari-hari masyarakat Bolaang Mongondow adalah berburu babi hutan dan sapi hutan yang biasanya dilakukan beramai-ramai oleh orang dewasa maupun anak-anak dan dilakukan seharian. Kegiatan ini biasanya mulai dilaksanakan pagi hari, diawali dengan pembagian tugas oleh orang yang akan mengepalai perburuan.

Setelah mengetahui kondisi daerahnya, saya akan menulis lagi tentang rencana kerja saya selama menjadi guru di Bolaang Mongondow, dan termasuk harapan yang ingin saya dapatkan/raih setelah merampungkan tugas saya sebagai guru.

Pelajaran yang akan saya ajarkan pada anak-anak yang membutuhkan pendidikan, yaitu tentang pelajaran bahasa Indonesia, khususnya mengenai membaca dan menulis. Seperti yang kita ketahui, pendidikan masih saja menjadi barang mahal bagi saudara-saudara kita yang jauh dari pusat. Kurangnya tenaga pengajar, fasilitas yang kurang memadai, dan bangunan sekolah yang hampir roboh masih saja sering terjadi di pelosok Indonesia ini. Mengajar murid SD tentu tidaklah mudah. Apalagi kondisinya berbeda dengan murid SD di perkotaan. Latar belakang keluarga, cara mereka dididik oleh guru setempat (yang sebagian masih ada yang member hukuman fisik), membuat pola pikir anak-anak berbeda pula. Ada yang menganggapnya menyenangkan, menyeramkan, dan ada yang berpikir pendidikan itu sebagai sebuah kewajiban, atau sebuah kebutuhan. Apalagi pemerintah sedang menggalakkan program pendidikan Sembilan tahun. Bila saya menjadi seorang pengajar muda di salah satu pelosok negeri ini, saya bukan hanya sekedar mengajarkan bagaimana cara membaca dan menulis, tapi juga merubah pola pikir mereka akan pentingnya pendidikan. Karena bangsa yang maju itu adalah bangsa yang berpendidikan.

Cara saya mengajarkan anak-anak didik saya untuk pandai membaca dan menulis yaitu terlebih dahulu dengan mengajak anak-anak menyenangi kondisi belajar, misalnya dengan memberi beberapa permainan tebak-tebakan untuk membuat atmosfir belajar menjadi lebih bersemangat. Terlebih dahulu saya akan mengenalkan huruf abjad A-Z, dan mencontohkan bagaimana melafalkannya. Kemudian saya akan menuliskan contoh kata nama mereka sendiri, lalu mengenalkan contoh kata yang mudah, misalnya mengeja kata “Ibu” , “Ayah”, “Adik”, “Kakak” , dll. Saya akan mengajarkan secara perlahan bagaimana mengeja kata-kata tersebut. Setelah mereka pandai membaca, saya akan mencoba mengarahkan kepada mereka bagaimana cara menulis. Agar belajar tidak membosankan, saya akan membacakan buku cerita bergambar.

Dengan membacakan cerita, mereka akan bisa mengenal huruf, kata, dan kalimat yang saya ucapkan dan tercetak di buku cerita. Selain itu, akan menumbuhkan minat baca anak-anak, dan menyampaikan pesan moral tentang apa yang baik dan apa yang buruk. Mengajar bukan sekedar member nilai tertulis, tapi juga membentuk pola pikir anak didik dan melayani dengan sepenuh hati.

Harapan saya jika sudah selesai melaksanakan tugas sebagai guru SD di pelosok, saya berharap apa yang telah saya ajarkan akan bermanfaat bagi anak didik saya. Mereka bukan lagi anak yang buta huruf dan tidak pandai baca-tulis. Saya juga berharap orang tua mereka ikut berpartisipasi untuk membantu anaknya dalam belajar dan menyadari bahwa tugas anak-anak adalah belajar, bukan bekerja untuk mencari uang dalam mencukupi kebutuhan keluarga. Karena banyak sekali anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan tapi mereka disibukkan dengan mencari uang. Sungguh miris melihat keadaan Indonesia ini. Selain itu, harapan yang saya inginkan untuk diri saya adalah semoga dengan kehadiran saya sebagai guru SD pengajar muda di pelosok bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang tinggal di kabupaten Bolaang Mongondow. Dengan mengajar di pelosok tentu juga menjadi pengalaman menarik tersendiri nantinya yang bias saya share ke anak cucu saya kelak. Karena sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Sumber :

www.scribd.com

http://id.wikipedia.org