Nama : Rose Iman Sari
Kelas : 3EA17
NPM : 16211462
SIKAP
KONSUMEN
A. Definisi Sikap Konsumen
Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan
emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap
adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan
seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk
berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.
Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap
adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik
disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.
Menurut Hawkins (1980), sikap dapat di definisikan sebagai cara
kita berfikir, merasakan dan bertindak terhadap beberapa aspek. Kinner dan
Taylor (1987) menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan individu berdasarkan
pengetahuan penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau
gejala.
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1992), sikap sebagai suatu
evaluasi menyeluruh yang menunjukan orang berespon dengan cara menguntungkan
atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau
alternatif yang diberikan.
Sikap dalam kamus marketing (1995) juga di definisikan sebagai
kondisi mental atau akal budi tertentu yang mencerminkan suatu pandangan
pribadi yang negatif atau positif mengenai suatu obyek atau konsep, atau suatu
keadaan acuh tak acuh yang menunjukan titik tengah (mid point) diantara dua
titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan.
B. Fungsi-fungsi Sikap
Sikap mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3. Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan.
4. Fungsi Pengetahuan
Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian pengetahuan.
1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju obyek yang menyenangkan atau menjauhi obyek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi hukuman.
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3. Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan lebih mudah ditampakkan.
4. Fungsi Pengetahuan
Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi, oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi dan pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke arah pencarian pengetahuan.
5. fungsi Utilitarian
mengacu pada ide bahwa orang mengekpresikan perasaan untuk
memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
6. fungsi pembelaan ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari
kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia
luar.
7. Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri
Adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui
kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
8. fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas social
mengacu
pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain.
C. Tiga Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang
utuh (total attitude) yaitu :
a. Kognitif (cognitive).
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia
akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek
tertentu.
b. Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu
obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki
obyek tertentu.
c. Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
D. Peran Sikap dalam
Pengembangan Strategi Pemasaran
Dengan mengetahui sikap ,Pemasar dapat mengidentifikasi
segmen,manfaat,mengembangkan produk baru dan memformulasikannya serta Evaluasi
setrategi Promosi.Cara mengukurnya ialah dapat di lakukan dengan menyebar
Quisioner kepada kelompok konsumen sasaran yang sebelumnya sudah di
identifikasi di dalam Demografi dan hal hal yang di butuhkan dalam
penelitian,dari hasil pengamatan inilah nanti hasilnya dapat di munculkan
Pengembangan Produk,Hal ini harus terus dilakukan secara Continue agar pemasar
dapat terus mengetahui keinginan Konsumen dan berusaha memuaskannya.
E. Hubungan antara Sikap dan
Perilaku
Mengenai hubungan
antara sikap dan tingkah laku, ada 4 teori:
1. Reason action model
theory (Ajzen
dan Fishben, 1980 & 1991). Menurut teori ini, tingkah laku individu dapat
diramalkan dari tujuan tingkah laku yang terbentuk dari: attidute towards the
behavior (sejauh mana indiovidu menilai positif atau negative dari konsekuensi
tingkah laku tertentu) dan norma subyektif sejauh mana ia percaya bahwa
significant others menyetujui atau menolak tingkah laku tersebut. Contoh: saya
akan melakukan tingkah laku tertentu kalau tingkah laku tersebut berdampak
positif pada saya dan orang lain menyukai/menyetujui tingkah laku saya
tersebut.
2. Planned behavior
theory,
hampir sama dengan Reason action model theory hanya saja
menambahkan 1 elemen lain yaitu: persepsi akan kemampuan untuk melakukan hal
tersebut. Intense akan menentukan tingkah laku ditampilkan atau tidak.
3. Attitude to behavior
process model (Fazio, 1994), beberapa kejadian dapat mengaktifkan
pengetahuan tentang norma social dan sikap sehingga keduanya akan membentuk
definisi kita tentang situasi (persepsi) yang akan menentukan tingkah laku yang
ditampilkan. Contoh: ketika melihat kecelakaan lalu lintas di jalan, norma
social Susi mengenai tolong-menolong (yang diajarkan sejak kecil) mendorong
Susi untuk menolong korban kecelakaan itu.
4. Balance Theory dan
Cognitive Dissonance Theory (Festinger), menurut teori ini tingkah laku dapat mempengaruhi
sikap dan sebaliknya sikap dapat mempengaruhi tingkah laku. Perubahan dapat
terjadi bila tidak ada konsistensi antara sikap dan tingkah laku. Dalam teori
ini, kita sering menyadari ada hal-hal yang tidak sejalan dengan diri kita yang
membuat diri kita tidak nyaman (dissonance) untuk itu kita berusaha membuatnya
balance lagi melalui dua pilihan: mengubah sikap atau mengubah perilaku. Bila
ada situasi yang menekan atau menuntut keseragaman, tingkah laku akan merubah
sikap dan bila ada situasi yang tidak menekan, sikap akan merubah tingkah laku.
Contoh sikap merubah tingkah laku: Susi mencintai Boby dan mau berpacaran
dengannya, tapi karena mengetahui bahwa Boby itu perokok dan Susi tidak
menyukai rokok maka Susi tidak jadi berpacaran dengan Boby. Contoh tingkah laku
mempengaruhi sikap: Istri yang tidak suka bola, tapi karena sering menemani
suami menonnton bola, si istri tersebut jadi suka bola.
F. Memprediksi Perilaku dengan
Sikap
Terdapat enam faktor yang
mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku, antara lain:
1.
Tingkat
Keterlibatan Konsumen
Jika tingkat keterlibatan konsumen
terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung
akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.
2.
Pengukuran
sikap
Jika pengukuran sikap valid dan
reliabel dan mempunyai tingkat abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku
serta dalam waktu yang relatif dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku.
3.
Pengaruh
orang lain
Orang lain yang mempunyai pengaruh
kuat dalam kondisi tertentu dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif
menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk
pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk
memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A,
namun perilakunya tidak positif.
4.
Faktor
situasional
Kondisi yang mendesak dan situasi
yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali
menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk memprediksi perilaku.
5.
Pengaruh
merek lain
Merek lain yang lebih unggul dalam
memberikan manfaat yang diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap
dengan perilaku. Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih
dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
6.
Kekuatan
sikap
Sikap dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat ada pada konsumen.
G. Model Perubahan Kepercayaan,
Sikap dan Perilaku
Terdapat
empat kategori besar model sikap, yaitu:
1. Model Sikap Tiga Komponen
Sikap ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
a. Komponen kognitif
a. Komponen kognitif
b.
Komponen afektif
c.Komponen
perilaku
2. Model Sikap Multi Atribut
Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh
konsistensi antara sikap dan perilakunya, sehingga mode Fishbein ini memiliki
dua komponen, yaitu kompenen sikap dan komponen norma subyektif yang
penjelasannya disajikan berikut ini :
a.Komponen sikap
b.Komponen norma subyektif
Secara
singkat terdapat tiga model dalam model sikap sikap multi atribut Fishbein,
yaitu:
1. Model sikap terhadap obyek,
1. Model sikap terhadap obyek,
2. Model sikap terhadap perilaku,
3. Teori model tindakan yang beralasan,
3. Teori Usaha Mengkonsumsi
Suatu teori sikap yang dirancang untuk menjelaskan
berbagai kasus di mana tindakan atau outcome tidak pasti, tetapi sebaliknya
merefleksikan usaha konsumen untuk mengkonsumsi merupakan (atau membeli).
Dimaksudkan untuk menerangkan berbagai kejadian dari tindakan atau hasil
tindakan yang tidak pasti tetapi sebaliknya kejadian tersebut mencerminkan
usaha konsumen untuk mengkonsumsi atau membeli.
4. Model Sikap terhadap Iklan
Dalam usaha memahami dampak iklan atau sarana promosi
lainnya seperti katalog pada sikap konsumen pada berbagai produk atau merek
tertentu. Konsumen membentuk berbagai perasaan (pengaruh) dan pertimbangan
kognisi sebagai akibat keterbukaan terhadap iklan. Perasaan dan pertimbangan
ini akhirnya mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan dan keyakinan terhadap
merek yang diperoleh dari iklan.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar