Tak kenal maka tak sayang :)
Nama saya Rose Iman Sari. Saya biasa dipanggil Rose atau
Oce. Saya dilahirkan di Padang, pada tanggal 26 September 1993. Ayah saya
bernama Yusman. Ibu saya bernama Sumarni. Kedua orang tua saya sama-sama berasal dari
Padang, Sumatra Barat. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Saya mempunyai 1
adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Adik laki-laki saya bernama Ray Sumarya.
Adik perempuan saya bernama Rana Wardah. Semenjak saya lahir sampai saya menginjak umur
3 tahun, orang tua saya berpindah-pindah tempat tinggal. Ayah saya adalah perantau.
Ayah saya dulu bekerja sebagai pembuat sepatu. Kini ayah saya berwiraswasta
menjual berbagai bahan-bahan keperluan membuat sepatu.
Waktu saya balita,
saya senang sekali berjoged. Begitu terdengar suara hentakan musik, saya
langsung berjoged dengan girang. Saya termasuk anak yang tidak rewel, darikecil
saya memang pendiam. Ibu saya suka menitipkan saya ke tetangga jika ia ingin
pergi ke pasar.
Pada tahun 1998 saya bersekolah di TK Nurassfiyah,
Jakarta. Jaraknya tidak begitu jauh dari rumah saya. Saya termasuk anak yang
pendiam disekolah. Ketika saya ingin bermain dengan permainan anak-anak, saya
selalu mengalah jika ada teman yang ingin lebih berkuasa. Ibu saya sering
sekali memotivasi saya untuk ikut lomba menari di sekolah TK. Awalnya saya
memang tidak percaya diri, tetapi ibu saya selalu memberi semangat. Saya pernah
juara harapan III dalam lomba menari.
Jenjang pendidikan :
Pada tahun 1999-2001 saya bersekolah di SDN Pulo Gebang 07 Pagi, Jakarta. Saya sekolah
disana hanya sampai kelas 2 SD. Kemudian saya dipindahkan oleh ayah saya ke SDN
Malaka Jaya 07 Pagi, Jakarta. Disitulah saya bersekolah sampai lulus SD yaitu
pada tahun 2005. Ayah saya beralasan
memindahkan sekolah saya karena ingin menempatkan saya dilingkungan yang lebih
baik dan kualitas sekolah yang lebih baik karena di SDN Malaka Jaya 07 Pagi
termasuk SD favorit. Di sekolah SD saya juga termasuk anak yang pendiam. Saya
enggan memulai berbicara dengan teman jika tidak diajak berbicara lebih dulu.
Waktu SD saya sering sekali ikut serta lomba mewarnai tapi saya tidak pernah
menang, namun saya tidak berkecil hati karena hal itu menjadi pengalaman untuk
hidup saya. Saat pembagian rapot, disekolah saya selalu mengadakan acara pentas
seni. Saya selalu dipilih guru untuk menari diatas panggung bersama teman saya.
Saya dan 4 orang teman saya yang terpilih untuk mengisi acara pentas seni,
merasa sangat senang bisa tampil didepan orang tua murid dan guru. Saat pentas
saya diposisikan paling depan oleh pelatih tari saya karena saya paling kecil
diantara teman saya yang lainnya. Selain pengalaman menari, saya juga pernah
ikut acara di salah satu stasiun TV. Saat itu sekolah saya ikut dalam acara
kuis antar sekolah. Saya dipilih guru untuk tampil memakai baju adat Jawa. Saya
sangat bangga bisa ikut serta dalam acara tersebut karena tidak semua murid
bisa ikut. Waktu SD saya sering di bully oleh teman saya, tapi saya hanya diam
dan tidak memberitahukan pada orang tua saya. Saya anak yang tertutup dan tidak
mudah bergaul dengan lingkungan sekitar. Tapi saat reuni dengan teman SD,
mereka justru bersikap sebaliknya dengan saya. Mereka tidak mem-bully saya
seperti dulu waktu di sekolah.
Pada kelas 4 SD saya ikut ekskul yang ada disekolah yaitu
‘dokter kecil’. Untuk masuk dalam ‘dokter kecil’ perlu beberapa tahap test dan
saya diterima untuk masuk dalam ekskul tersebut. Waktu SD saya bercita-cita
menjadi dokter. Saya senang untuk membantu teman yang sakit, maka saya ingin
mengikuti ekskul tersebut. Saat kelas 4-5 SD saya mengikuti kursus bahasa
inggris. Salah satu pelajaran yang saya senangi adalah pelajaran bahasa
inggris. Saya mendapatkan nilai bahasa inggris yang memuaskan disekolah. Guru
bahasa inggris saya disekolah selalu aktif untuk menanyakan kepada saya apa
yang saya tidak mengerti. Namun beda hal nya dengan pelajaran Matematika, saya
lemah dibidang itu. Pada suatu ketika ada PR matematika yang diberikan guru,
saya mendapatkan nilai yang jelek. Ayah saya mengetahui hal tersebut, kemudian
semenjak itu Ayah saya selalu membantu saya mengerjakan PR Matematika.
Saat SD saya hobi berenang. Guru olahraga saya rutin
mengambil nilai renang kepada setiap murid pada setiap minggunya. Nilai
olahraga saya selalu bagus karena saya bisa berenang. Dari kecil ayah saya
sering mengajak saya dan adik saya berenang di hari libur. Oleh karena itulah
saya mampu berenang. Selain itu, saya juga punya pengalaman Pesantren Kilat di
SD. Guru mewajibkan para murid untuk menginap di sekolah 2 hari 1 malam.
Awalnya saya merasa berat menjalankannya karena saya baru pertama kali
merasakan jauh dari orang tua. Namun, saya sadar bahwa acara yg diadakan
disekolah tersebut untuk melatih kemandirian para murid.
Kemudian pada tahun 2006-2008 saya bersekolah di SMPN 236
Jakarta. Saya senang bisa diterima disana karena sekolah itu termasuk sekolah
unggulan. Awalnya saya pesimis bisa masuk di SMPN 236 Jakarta karena nilai NEM
saya termasuk kecil. Tapi saya bersyukur akhirnya bisa diterima sekolah di SMPN
236 Jakarta. Di SMP saya mengikuti ekskul melukis dan paduan suara. Melanjutkan
hobi saya di SD yang senang menggambar maka saya tertarik untuk ikut ekskul
melukis. Awal mula saya ikut ekskul paduan suara karena saat pelajaran seni
musik, guru saya mengadakan test pengambilan nilai bernyanyi. Saat itu saya
menyanyikan lagu ‘Tanah Air’. Guru seni musik saya senang mendengarkan saya
bernyanyi dan dia memuji saya. Lalu dia mengajak saya untuk ikut ekskul paduan suara,
beliau juga termasuk pelatih di ekskul paduan suara. Saya senang bisa terpilih
menjadi anggota paduan suara karena hanya murid yang terpilih saja bisa ikut
bergabung dalam paduan suara. Sekolah SMP saya sering ikut serta dalam
perlombaan antar sekolah se kecamatan Cakung. Lomba yang diadakan banyak sekali
di berbagai bidang seperti olahraga, seni, cerdas cermat, dll. Saya ikut serta
dalam lomba paduan suara. Hari-hari menuju perlombaan saya selalu giat berlatih
bernyanyi. Guru seni musik saya melatih peserta paduan suara dengan sabar dan
tekun. Saya diposisikan paling depan di acara lomba paduan suara karena saya
paling kecil diantara teman saya yang lainnya. Dalam perlombaan antar sekolah
se kecamatan Cakung, sekolah saya menang juara 2. Saya sangat bangga bisa mewakili
sekolah dalam perlombaan tersebut dan mendapatkan piagam penghargaan.
Setelah lulus SMP, saya melanjutkan sekolah di SMAN 103
Jakarta pada tahun 2008-2010. Awalnya saya mengira bahwa saya tidak akan
diterima masuk SMAN 103, karena pada masa penerimaan siswa baru, posisi saya
semakin menurun oleh banyaknya pesaing. Tapi Allah mengabulkan doa saya,
akhirnya saya bisa diterima di SMAN 103 Jakarta. Di sekolah SMA saya belajar di
jurusan IPA. Sebenarnya saya diterima dijurusan IPS, tapi orang tua saya
mengajukan surat permohonan pindah jurusan kepada wali kelas saya agar saya
dipindahkan di jurusan IPA. Setelah melalui beberapa proses, akhirnya saya
diterima dijurusan IPA. Ayah saya ingin sekali saya menjadi seorang dokter. Oleh
karena itu beliau menyuruh saya untuk menjadi anak IPA. Saya memang suka
membantu mengaobati orang yang sakit, sampai akhirnya saya memilih ekskul PMR
(Palang Merah Remaja). Di organisasi PMR saya termasuk aktif. Saya pernah mengikuti
“Lomba Ayo Siaga Bencana” dalam JUMBARA PMR Tingkat DKI Jakarta Tahun 2010. Lomba
Ayo Siaga Bencana tersebut berupa menunjukan aksi simulasi bagaimana ketika
kita menghadapi gempa. Selama kurang lebih 2 bulan saya berlatih di PMI cabang
Jakarta Timur. Ternyata pengorbanan saya yang melelahkan tersebut tidak
sia-sia. Saya dan tim saya memenangkan lomba tersebut juara 3. Saya sangat
bangga karena baru pertama kali bisa ikut mewakili membawa nama Jakarta Timur
dalam suatu perlombaan. Saya mendapatkan piagam penghargaan dari lomba
tersebut.
gambar : saat saya (kiri) menghadiri lomba ayo siaga bencana.
Saat SMA, pernah diadakan lomba menyanyi dalam rangka
menyambut hari kemerdekaan pada tanggal 17
Agustus. Saya ikut serta dalam lomba tersebut. Saya berlatih bernyayi dirumah
di depan ayah saya sebelum perlombaan itu tiba. Ayah saya memberikan masukan
untuk saya dalam teknik bernyanyi. Beliau menyuruh saya untuk menyanyikan lagu
Rossa, yang berjudul “Ku Menangis”. Alhasil pada saat perlombaan, diumumkan
bahwa saya juara 2. Begitu senangnya saya bisa menang mewakili kelas saya dalam
lomba menyanyi di sekolah. Kemudian guru-guru yang menjadi juri dalam perlombaan
tersebut memutuskan agar pemenang lomba bisa tampil ditengah lapangan sekolah.
Perasaan saya campur aduk, belum pernah saya bernyanyi di depan banyak orang. Saya
sangat grogi, tapi saya berusaha melawannya agar saya bisa percaya diri.
Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Semenjak saya menang dalam lomba menyanyi,
saya akhirnya diajak untuk ikut bergabung dalam band yang dibuat oleh 4 orang
teman laki-laki saya. Saya sebagai vokalis. Hal itu pengalaman yang belum
pernah saya dapatkan. Ayah saya mendukung bakat saya dalam bernyanyi. Ketika ada
pesta pernikahan saudara saya, ayah saya meminta untuk bernyanyi menghibur para
tamu undangan. Saya termasuk orang yang tidak percaya diri, tapi karena ayah
saya selalu mendorong saya agar berani maka akhirnya saya mau bernyanyi di
acara pernikahan saudara saya.
Masa SMA saya banyak mengikuti kegiatan diluar sekolah. Selain
ikut ekskul PMR, saya ikut kursus bahasa inggris, bimbingan belajar, belajar
bermain piano, kursus vocal. Saya senang bernyanyi, oleh karena itu saya sempat
ikut kursus vocal untuk mengisi waktu luang saya diluar jam sekolah. Setiap kali
ayah saya melihat di TV ada acara “Indonesian Idol” , ia selalu menyuruh saya
untuk ikut daftar dalam audisi bernyanyi tersebut. Tapi sampai sekarang saya
tidak mau ikut audisi itu karena saya tidak percaya diri. Pada saat wisuda
kelulusan SMA, saya dipanggil keatas panggung untuk diberikan penghargaan Lomba
Ayo Siaga Bencana dan penghargaan sebagai pengurusu PMR. Wah, senang sekali
rasanya! ibu saya yang ikut hadir dalam wisuda juga merasa bangga.
Tahun 2011 saya melanjutkan jenjang pendidikan di
Universitas Gunadarma. Saya tidak berencana untuk kuliah di Gunadarma. Saya
pernah ikut SNMPTN untuk mengambil jurusan kedokteran, tapi saya tidak lulus. Saya
juga pernah ikut test masuk kedokteran di Universitas YARSI, namun saya juga
tidak lulus. Saya merasa berat dengan pilihan ayah saya yang menyuruh saya
untuk menjadi dokter. Saya merasa tidak mampu menerima pelajaran yang menurut
saya begitu rumit. Saya diterima di Gunadarma lewat jalur beasiswa. Sekolah SMA
saya pernah mengadakan try out penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan
oleh Universitas Gunadarma. Ketika mendapat undangan beasiswa di Gundarma, saya
dan orang tua saya dating ke Gundarma untuk daftar sebagai mahasiswa baru. Kebetulan
Gunadarma Kalimalang tidak jauh dari rumah saya, sehingga orang tua saya
mengijinkan saya kuliah disana. Saya bingung ingin kuliah di jurusan apa, ayah
saya lagi-lagi yang memberikan saran ke pada saya. Beliau menentukan saya untuk
kuliah di Fakultas Ekonomi, jurusan
Manajemen. Waktu itu saya masih bingung kemana minat saya, akhirnya saya
mengikuti kemauan ayah saya. Ayah saya memilihkan jurusan Manajemen untuk saya
karna beliau wirasawata, jadi menurutnya saya bisa konsultasi dengannya
mengenai masalah perkuliahan di jurusan manajemen karena masih berhubungan
dengan dunia bisnis. Setelah 1 semester saya jalani perkuliahan, saya merasa
jurusan manajemen tidak terlalu buruk untuk saya. IP saya diatas 3,5. Saya sangat
senang mendapat IP 3,5 pada IP perdana saya. Ayah saya juga ikut senang
mendengarnya. Memasuki semester 2, saya mulai mencoba merintis bisnis online. Saya
mulai menyukai dunia bisnis. Saya rasa darah pebisnis ini menurun dari ayah
saya yang juga seorang wiraswasta.
Saat ini saya sudah menjalani sebagai mahasiswi semester 5. Saya sebentar lagi akan menghadapi Penulisan Ilmiah untuk syarat yang harus dipenuhi setiap mahasiswa. Saya berharap bisa lulus tahun 2015, semoga IP saya tetap bisa dipertahankan agar tetap diatas 3,5. Cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang wanita dengan penghasilan melalui bisnis online. Namun saya juga ingin mencari pengalaman sebagai wanita karier yang bekerja dikantoran.
Saya mulai memakai jilbab semenjak saya lulus SMA, alhamdulillah sampai saat ini saya tetap istiqomah. Saya suka fashion, saya suka musik, hobi bernyanyi. Saya tipikal orang yang tidak cepat beradaptasi dengan orang baru. Pandangan pertama saat orang yang belum mengenali saya adalah pasti mereka berpikir bahwa saya gadis yang tidak ramah, atau bahasa gaulnya "jutek". Tapi teman-teman yang sudah dekat dengan saya tidak mengganggap demikian, karena saya termasuk orang yang asyik diajak berbagi cerita. Saya lebih sering menjadi pendengar cerita teman-teman saya, daripada saya bercerita tentang hidup saya. Itu sebabnya ada pepatah mengatakan "Tak Kenal maka Tak Sayang".
Terima kasih telah membaca autobiografi saya.
0 komentar:
Posting Komentar