Sabtu, 09 November 2013

Autobiografi

Tak kenal maka tak sayang :)



Nama saya Rose Iman Sari. Saya biasa dipanggil Rose atau Oce. Saya dilahirkan di Padang, pada tanggal 26 September 1993. Ayah saya bernama Yusman. Ibu saya bernama Sumarni.  Kedua orang tua saya sama-sama berasal dari Padang, Sumatra Barat. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Saya mempunyai 1 adik laki-laki dan 1 adik perempuan. Adik laki-laki saya bernama Ray Sumarya. Adik perempuan saya bernama Rana Wardah.  Semenjak saya lahir sampai saya menginjak umur 3 tahun, orang tua saya berpindah-pindah tempat tinggal. Ayah saya adalah perantau. Ayah saya dulu bekerja sebagai pembuat sepatu. Kini ayah saya berwiraswasta menjual berbagai bahan-bahan keperluan membuat sepatu.

Waktu saya balita, saya senang sekali berjoged. Begitu terdengar suara hentakan musik, saya langsung berjoged dengan girang. Saya termasuk anak yang tidak rewel, darikecil saya memang pendiam. Ibu saya suka menitipkan saya ke tetangga jika ia ingin pergi ke pasar.
Pada tahun 1998 saya bersekolah di TK Nurassfiyah, Jakarta. Jaraknya tidak begitu jauh dari rumah saya. Saya termasuk anak yang pendiam disekolah. Ketika saya ingin bermain dengan permainan anak-anak, saya selalu mengalah jika ada teman yang ingin lebih berkuasa. Ibu saya sering sekali memotivasi saya untuk ikut lomba menari di sekolah TK. Awalnya saya memang tidak percaya diri, tetapi ibu saya selalu memberi semangat. Saya pernah juara harapan III dalam lomba menari.

Jenjang pendidikan :

Pada tahun 1999-2001 saya bersekolah di SDN  Pulo Gebang 07 Pagi, Jakarta. Saya sekolah disana hanya sampai kelas 2 SD. Kemudian saya dipindahkan oleh ayah saya ke SDN Malaka Jaya 07 Pagi, Jakarta. Disitulah saya bersekolah sampai lulus SD yaitu pada tahun 2005.  Ayah saya beralasan memindahkan sekolah saya karena ingin menempatkan saya dilingkungan yang lebih baik dan kualitas sekolah yang lebih baik karena di SDN Malaka Jaya 07 Pagi termasuk SD favorit. Di sekolah SD saya juga termasuk anak yang pendiam. Saya enggan memulai berbicara dengan teman jika tidak diajak berbicara lebih dulu. Waktu SD saya sering sekali ikut serta lomba mewarnai tapi saya tidak pernah menang, namun saya tidak berkecil hati karena hal itu menjadi pengalaman untuk hidup saya. Saat pembagian rapot, disekolah saya selalu mengadakan acara pentas seni. Saya selalu dipilih guru untuk menari diatas panggung bersama teman saya. Saya dan 4 orang teman saya yang terpilih untuk mengisi acara pentas seni, merasa sangat senang bisa tampil didepan orang tua murid dan guru. Saat pentas saya diposisikan paling depan oleh pelatih tari saya karena saya paling kecil diantara teman saya yang lainnya. Selain pengalaman menari, saya juga pernah ikut acara di salah satu stasiun TV. Saat itu sekolah saya ikut dalam acara kuis antar sekolah. Saya dipilih guru untuk tampil memakai baju adat Jawa. Saya sangat bangga bisa ikut serta dalam acara tersebut karena tidak semua murid bisa ikut. Waktu SD saya sering di bully oleh teman saya, tapi saya hanya diam dan tidak memberitahukan pada orang tua saya. Saya anak yang tertutup dan tidak mudah bergaul dengan lingkungan sekitar. Tapi saat reuni dengan teman SD, mereka justru bersikap sebaliknya dengan saya. Mereka tidak mem-bully saya seperti dulu waktu di sekolah.
Pada kelas 4 SD saya ikut ekskul yang ada disekolah yaitu ‘dokter kecil’. Untuk masuk dalam ‘dokter kecil’ perlu beberapa tahap test dan saya diterima untuk masuk dalam ekskul tersebut. Waktu SD saya bercita-cita menjadi dokter. Saya senang untuk membantu teman yang sakit, maka saya ingin mengikuti ekskul tersebut. Saat kelas 4-5 SD saya mengikuti kursus bahasa inggris. Salah satu pelajaran yang saya senangi adalah pelajaran bahasa inggris. Saya mendapatkan nilai bahasa inggris yang memuaskan disekolah. Guru bahasa inggris saya disekolah selalu aktif untuk menanyakan kepada saya apa yang saya tidak mengerti. Namun beda hal nya dengan pelajaran Matematika, saya lemah dibidang itu. Pada suatu ketika ada PR matematika yang diberikan guru, saya mendapatkan nilai yang jelek. Ayah saya mengetahui hal tersebut, kemudian semenjak itu Ayah saya selalu membantu saya mengerjakan PR Matematika.

Saat SD saya hobi berenang. Guru olahraga saya rutin mengambil nilai renang kepada setiap murid pada setiap minggunya. Nilai olahraga saya selalu bagus karena saya bisa berenang. Dari kecil ayah saya sering mengajak saya dan adik saya berenang di hari libur. Oleh karena itulah saya mampu berenang. Selain itu, saya juga punya pengalaman Pesantren Kilat di SD. Guru mewajibkan para murid untuk menginap di sekolah 2 hari 1 malam. Awalnya saya merasa berat menjalankannya karena saya baru pertama kali merasakan jauh dari orang tua. Namun, saya sadar bahwa acara yg diadakan disekolah tersebut untuk melatih kemandirian para murid.

Kemudian pada tahun 2006-2008 saya bersekolah di SMPN 236 Jakarta. Saya senang bisa diterima disana karena sekolah itu termasuk sekolah unggulan. Awalnya saya pesimis bisa masuk di SMPN 236 Jakarta karena nilai NEM saya termasuk kecil. Tapi saya bersyukur akhirnya bisa diterima sekolah di SMPN 236 Jakarta. Di SMP saya mengikuti ekskul melukis dan paduan suara. Melanjutkan hobi saya di SD yang senang menggambar maka saya tertarik untuk ikut ekskul melukis. Awal mula saya ikut ekskul paduan suara karena saat pelajaran seni musik, guru saya mengadakan test pengambilan nilai bernyanyi. Saat itu saya menyanyikan lagu ‘Tanah Air’. Guru seni musik saya senang mendengarkan saya bernyanyi dan dia memuji saya. Lalu dia mengajak saya untuk ikut ekskul paduan suara, beliau juga termasuk pelatih di ekskul paduan suara. Saya senang bisa terpilih menjadi anggota paduan suara karena hanya murid yang terpilih saja bisa ikut bergabung dalam paduan suara. Sekolah SMP saya sering ikut serta dalam perlombaan antar sekolah se kecamatan Cakung. Lomba yang diadakan banyak sekali di berbagai bidang seperti olahraga, seni, cerdas cermat, dll. Saya ikut serta dalam lomba paduan suara. Hari-hari menuju perlombaan saya selalu giat berlatih bernyanyi. Guru seni musik saya melatih peserta paduan suara dengan sabar dan tekun. Saya diposisikan paling depan di acara lomba paduan suara karena saya paling kecil diantara teman saya yang lainnya. Dalam perlombaan antar sekolah se kecamatan Cakung, sekolah saya menang juara 2. Saya sangat bangga bisa mewakili sekolah dalam perlombaan tersebut dan mendapatkan piagam penghargaan.

Setelah lulus SMP, saya melanjutkan sekolah di SMAN 103 Jakarta pada tahun 2008-2010. Awalnya saya mengira bahwa saya tidak akan diterima masuk SMAN 103, karena pada masa penerimaan siswa baru, posisi saya semakin menurun oleh banyaknya pesaing. Tapi Allah mengabulkan doa saya, akhirnya saya bisa diterima di SMAN 103 Jakarta. Di sekolah SMA saya belajar di jurusan IPA. Sebenarnya saya diterima dijurusan IPS, tapi orang tua saya mengajukan surat permohonan pindah jurusan kepada wali kelas saya agar saya dipindahkan di jurusan IPA. Setelah melalui beberapa proses, akhirnya saya diterima dijurusan IPA. Ayah saya ingin sekali saya menjadi seorang dokter. Oleh karena itu beliau menyuruh saya untuk menjadi anak IPA. Saya memang suka membantu mengaobati orang yang sakit, sampai akhirnya saya memilih ekskul PMR (Palang Merah Remaja). Di organisasi PMR saya termasuk aktif. Saya pernah mengikuti “Lomba Ayo Siaga Bencana” dalam JUMBARA PMR Tingkat DKI Jakarta Tahun 2010. Lomba Ayo Siaga Bencana tersebut berupa menunjukan aksi simulasi bagaimana ketika kita menghadapi gempa. Selama kurang lebih 2 bulan saya berlatih di PMI cabang Jakarta Timur. Ternyata pengorbanan saya yang melelahkan tersebut tidak sia-sia. Saya dan tim saya memenangkan lomba tersebut juara 3. Saya sangat bangga karena baru pertama kali bisa ikut mewakili membawa nama Jakarta Timur dalam suatu perlombaan. Saya mendapatkan piagam penghargaan dari lomba tersebut.

gambar : saat saya (kiri) menghadiri lomba ayo siaga bencana. 


Saat SMA, pernah diadakan lomba menyanyi dalam rangka menyambut hari kemerdekaan  pada tanggal 17 Agustus. Saya ikut serta dalam lomba tersebut. Saya berlatih bernyayi dirumah di depan ayah saya sebelum perlombaan itu tiba. Ayah saya memberikan masukan untuk saya dalam teknik bernyanyi. Beliau menyuruh saya untuk menyanyikan lagu Rossa, yang berjudul “Ku Menangis”. Alhasil pada saat perlombaan, diumumkan bahwa saya juara 2. Begitu senangnya saya bisa menang mewakili kelas saya dalam lomba menyanyi di sekolah. Kemudian guru-guru yang menjadi juri dalam perlombaan tersebut memutuskan agar pemenang lomba bisa tampil ditengah lapangan sekolah. Perasaan saya campur aduk, belum pernah saya bernyanyi di depan banyak orang. Saya sangat grogi, tapi saya berusaha melawannya agar saya bisa percaya diri. Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Semenjak saya menang dalam lomba menyanyi, saya akhirnya diajak untuk ikut bergabung dalam band yang dibuat oleh 4 orang teman laki-laki saya. Saya sebagai vokalis. Hal itu pengalaman yang belum pernah saya dapatkan. Ayah saya mendukung bakat saya dalam bernyanyi. Ketika ada pesta pernikahan saudara saya, ayah saya meminta untuk bernyanyi menghibur para tamu undangan. Saya termasuk orang yang tidak percaya diri, tapi karena ayah saya selalu mendorong saya agar berani maka akhirnya saya mau bernyanyi di acara pernikahan saudara saya.
Masa SMA saya banyak mengikuti kegiatan diluar sekolah. Selain ikut ekskul PMR, saya ikut kursus bahasa inggris, bimbingan belajar, belajar bermain piano, kursus vocal. Saya senang bernyanyi, oleh karena itu saya sempat ikut kursus vocal untuk mengisi waktu luang saya diluar jam sekolah. Setiap kali ayah saya melihat di TV ada acara “Indonesian Idol” , ia selalu menyuruh saya untuk ikut daftar dalam audisi bernyanyi tersebut. Tapi sampai sekarang saya tidak mau ikut audisi itu karena saya tidak percaya diri. Pada saat wisuda kelulusan SMA, saya dipanggil keatas panggung untuk diberikan penghargaan Lomba Ayo Siaga Bencana dan penghargaan sebagai pengurusu PMR. Wah, senang sekali rasanya! ibu saya yang ikut hadir dalam wisuda juga merasa bangga.

Tahun 2011 saya melanjutkan jenjang pendidikan di Universitas Gunadarma. Saya tidak berencana untuk kuliah di Gunadarma. Saya pernah ikut SNMPTN untuk mengambil jurusan kedokteran, tapi saya tidak lulus. Saya juga pernah ikut test masuk kedokteran di Universitas YARSI, namun saya juga tidak lulus. Saya merasa berat dengan pilihan ayah saya yang menyuruh saya untuk menjadi dokter. Saya merasa tidak mampu menerima pelajaran yang menurut saya begitu rumit. Saya diterima di Gunadarma lewat jalur beasiswa. Sekolah SMA saya pernah mengadakan try out penerimaan mahasiswa baru yang diselenggarakan oleh Universitas Gunadarma. Ketika mendapat undangan beasiswa di Gundarma, saya dan orang tua saya dating ke Gundarma untuk daftar sebagai mahasiswa baru. Kebetulan Gunadarma Kalimalang tidak jauh dari rumah saya, sehingga orang tua saya mengijinkan saya kuliah disana. Saya bingung ingin kuliah di jurusan apa, ayah saya lagi-lagi yang memberikan saran ke pada saya. Beliau menentukan saya untuk kuliah di Fakultas Ekonomi,  jurusan Manajemen. Waktu itu saya masih bingung kemana minat saya, akhirnya saya mengikuti kemauan ayah saya. Ayah saya memilihkan jurusan Manajemen untuk saya karna beliau wirasawata, jadi menurutnya saya bisa konsultasi dengannya mengenai masalah perkuliahan di jurusan manajemen karena masih berhubungan dengan dunia bisnis. Setelah 1 semester saya jalani perkuliahan, saya merasa jurusan manajemen tidak terlalu buruk untuk saya. IP saya diatas 3,5. Saya sangat senang mendapat IP 3,5 pada IP perdana saya. Ayah saya juga ikut senang mendengarnya. Memasuki semester 2, saya mulai mencoba merintis bisnis online. Saya mulai menyukai dunia bisnis. Saya rasa darah pebisnis ini menurun dari ayah saya yang juga seorang wiraswasta. 

Saat ini saya sudah menjalani sebagai mahasiswi semester 5. Saya sebentar lagi akan menghadapi Penulisan Ilmiah untuk syarat yang harus dipenuhi setiap mahasiswa. Saya berharap bisa lulus tahun 2015, semoga IP saya tetap bisa dipertahankan agar tetap diatas 3,5. Cita-cita saya adalah ingin menjadi seorang wanita dengan penghasilan melalui bisnis online. Namun saya juga ingin mencari pengalaman sebagai wanita karier yang bekerja dikantoran. 


Tentang saya :
Saya mulai memakai jilbab semenjak saya lulus SMA, alhamdulillah sampai saat ini saya tetap istiqomah. Saya suka fashion, saya suka musik, hobi bernyanyi. Saya tipikal orang yang tidak cepat beradaptasi dengan orang baru. Pandangan pertama saat orang yang belum mengenali saya adalah pasti mereka berpikir bahwa saya gadis yang tidak ramah, atau bahasa gaulnya "jutek". Tapi teman-teman yang sudah dekat dengan saya tidak mengganggap demikian, karena saya termasuk orang yang asyik diajak berbagi cerita. Saya lebih sering menjadi pendengar cerita teman-teman saya, daripada saya bercerita tentang hidup saya. Itu sebabnya ada pepatah mengatakan "Tak Kenal maka Tak Sayang". 

Terima kasih telah membaca autobiografi saya.

0 komentar:

Posting Komentar