TUGAS 1
NAMA : Rose Iman Sari
KELAS : 3EA17
NPM : 16211462
TEORI-TEORI
yang BERHUBUNGAN dengan PENALARAN
A. PENGERTIAN PENALARAN
Penalaran
(reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti,
fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah
proses berpikir yang sistematik dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
B. JENIS-JENIS PENALARAN
1.
Induktif
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum. Jadi kata kuncinya
adalah “dari khusus ke umum”. Bila Anda
membaca sebuah paragraph yang mula-mula menyebutkan kejadian atau peristiwa yang detail atau khusus,
kemudian diakhiri dengan kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus tersebut maka paragraph
tersebut termasuk paragraf induktif.
Ciri-ciri Paragraf Induktif
·
Terlebih dahulu menyebutkan
peristiwa-peristiwa khusus
·
Kemudian, menarik kesimpulan
berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kesimpulan terdapat di akhir paragraf
·
Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama,
Kalimat Penjelas
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf
·
Gagasan Utama terdapat pada kalimat
utama
·
Kalimat penjelas terletak sebelum
kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
·
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
mendukung gagasa utama
>> Paragraf Induktif
sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :
a). Generalisasi
Adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
a). Generalisasi
Adalah suatu pola pengembangan paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi. Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf. caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal. Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Contoh :
Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan
menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera
adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui
kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang
menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.
b). Analogi
Merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
b). Analogi
Merupakan pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama.
Pengembangan paragraf secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh :
Dalam riset medis, para peneliti
mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti
tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis
dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan
uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
c). Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Contoh
:
Ketika seorang ibu melihat awan
tebal menggantung, dia segera memunguti pakaian yang sedang dijemurnya.
Tindakannya itu terdorong oleh pengalamannya bahwa mendung tebal (sebab) adalah
pertanda akan turun hujan (akibat).
2.
Deduktif
Deduktif adalah contoh suatu paragraf yang dibentuk
dari suatu masalah yang bersifat umum, lebih luas. Setelah itu ditarik
kesimpulan menjadi suatu masalah yang bersifat khusus atau lebih spesifik. Atau
juga dapat diartikan, suatu paragraf yang kalimat utamanya berada di depan
paragraf kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
1.
kalimat
utama berada di awal paragraf.
2.
kalimat
disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan.
Contoh :
Ada beberapa penyebab
kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak seimbang dengan
luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat minim. Ketiga,
banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya pasar, rel kereta
api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya.
Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur lalu lintas
serta menindak para pelanggar lalu lintas.
>> Penalaran
deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a).
Premis
Premis
adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian
premis dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
b).
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
Dari pengertian di atas, silogisme terdiri atas tiga bagian yakni: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Yang dimaksud dengan premis adalah proposisi yang menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan geeralisasi atau proposisis yang dianggap bear bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu. Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi yang mengidentifikasi atau menuntuk sebuah kasus atau peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa yang berlaku bagi seluruh kelas, akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh:
Premis mayor : Semua cendekiawan adalah pemikir
Premis minor : Habibie adalah cendekiawan
Kesimpulan : Jadi, Habibie adalah pemikir.
c).
Entimem
Entiem
adalah suatu proses penalaran dengan menghilangkan bagian silogisme yang
dianggap telah dipahami.
Contoh:
Bila diuraikan dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.
Contoh:
Bila diuraikan dari bentuk silogisme secara lengkap:
Premis mayor : Semua renternir adalah penghisap darah dari orang yang sedang kesusahan
Premis minor : Pak Sastro adalah renternir
Kesimpulan : Jadi, Pak Sastro adalah peghisap darah orang yag kesusahan.
Kalau proses penalaran itu dirubah dalam bentuk entinem, maka bunyinya hanya menjadi ”Pak Sastro adalah renternir, yang menghisap darah orang yang sedang kesusahan.
d).
Proposisi
Proporsisi
adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau
beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi merupakan suatu
kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.
e). Term
Term
adalah suatu kata atau kelompok kata yang menempati subjek (S) dan predikat
(P). Tidak semua kata adalah term , meskipun setiap term itu adalah kata atau
kumpulan kata pada dirinya sendiri merupakan ekspresi verbal dari pengertian,
dan bahwa tidak semua kata pada dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat
didalam suatu proposisi.
C.
PERBEDAAN
PARAGRAF INDUKTIF & PARAGRAF DEDUKTIF
Aspek yang Dibandingkan
|
Paragraf Induktif
|
Paragraf Deduktif
|
Letak kalimat utama
|
Di akhir paragraf
|
Di awal paragraf
|
Alur berpikir
|
Diawali dari contoh, kasus,
ilustrasi, dan uraian-uraian khusus, diakhiri dengan kesimpulan atau
pernyataan umum.
|
Diawali dengan kesimpulan atau
pernyataan umum, selanjutnya dihadirkan contoh , kasus, ilustrasi, dan uraian
khusus yang yang mendukung simpulan atau pernyataan umum.
|
Cara pengembangan kalimat
|
Jika paragraf terdiri dari lima
kalimat, kalimat1-4 secara bersama-sama mendukung simpulan yang dirumuskan
dalam kalimat kelima.
|
Jika paragraf terdiri dari lia
kalimat, isi kalimat pertama harus dijabarkan atau diuraikan lebih lanjut
dalam kalimatkedua sampai kelima.
|
Caramemahami isi
|
Melalui membaca cepat, pembaca
akan dapat ”merasakan” bahwa kalimat-kalimat yang dihadirkan untuk mendukung
kalimat utama yang diletakan di akhir paragraf.
|
Melalui membaca cepat, pembaca
akan segera menemukan bahwa kalimat yang diletakkan di awal paragraf,isinya
dijabarkan dan dijelaskan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat berikutnya.
|
D. SALAH NALAR
Salah
nalar (reasioning atau logical fallacy) adalah kekeliruan dalam proses berpikir
karena keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan. Kekeliruan ini dapat terjadi
karena faktor emosional, kecerobohan atau ketidaktahuan.
>>
Macam – macam salah nalar :
a).
Generalisasi yang terlalu luas
b).
Kerancuan analogi
c).
Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
d).
Kekeliruan kasualitas (sebab akibat)
e).
Penyandaran terhadap prestise seseorang
f).
Kesalahan relevansi
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar