Nama : Rose Iman Sari
Kelas : 3EA17
NPM : 16211462
MOTIVASI
dan KETERLIBATAN
A. Motivasi
Memahami
perilaku konsumen dan mengenal pelanggan adalah tugas penting bagi produsen,
oleh karena itu, produsen harus memiliki taktik jitu dalam strategi
pemasarannya. Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan
atau menggerakkan. Motivasi menjadi penting karena motivasi merupakan hal yang
menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. Motivasi semakin
penting agar konsumen mendapatkan tujuan yang diinginkannya secara optimal.
Menurut
American Encyclopedia, motivasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang yang
membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi factor kebutuhan
biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku
manusia.
Menurut
Merle J. Moskowits, motivasi secara umum didefinisikan sebagai insiasi dan
pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran
tingkah laku.
Maka,
dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah, pemberi daya poenggerak yang
menciptakan kegaiahan seseorang agar meeka mau bekerjasama, bekerja efektif,
dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.
Perilaku
yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan
kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada yang diinginkan atau yang
disukai. Karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu
kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive). Semakin kuat dorongan
tersebut, maka semakin besar pula urgensi respon yang dirasakan.
Konsumen selalu
dihadapkan pada persoalan biaya atau pengorbanan yang akan dikeluarkan dan
seberapa penting produk yang dibutuhkan dan diinginkan. Oleh karena itu
konsumen akan dihadapkan pada persoalan motivasi atau pendorong. Motivasi
konsumen adlah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
B. Dinamika
Proses Motivasi
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat
erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu
berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan
dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi
timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin
dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu
waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku.
Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka
terhadap usaha motivasi para konsumen.
Proses motivasi :
1. Tujuan.
Perusahaan harus bias menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2. Mengetahui kepentingan.
Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3. Komunikasi efektif.
Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi tujuan.
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
C. Tujuan Motivasi Konsumen
1. Meningkatkan
kepuasan
2. Mempertahankan
loyalitas
3. Efesiensi
4. Efektivitas
5. Menciptakan
suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau penjual dengan pembeli atau
konsumen
D. Asas Motivasi
1.
Asas
Mengikutsertakan
Memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi mengajukan ide/saran dalam
pengambilan keputusan.
2. Asas Komunikasi
Menginformasikan tentang tujuan yang ingin dicapai,
cara mengerjakannya & kendala yang dihadapi.
3. Asas Pengakuan
Memberikan penghargaan & pengakuan yang tepat
serta wajar kepada bawahan atas prestasi yang dicapainya.
4. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebsan
karyawan untuk mengambil keputusan dan
berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasn atau manajer.
5. Asas Perhatian Timbal Balik
memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau
harapan perusahaan disamping berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan bawahan dari perusahaan.
E. Kebutuhan dan Tujuan dalam
Konteks Perilaku Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Fisiologis: Dasar-dasar
kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
2. Keamanan: Berkenaan
dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan.
3. Afiliasi dan pemilikan :
Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi orang penting bagi mereka.
4. Prestasi: Keinginan dasar
akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan pribadi.
5. Kekuasaaan: Keinginan
untuk mendapat kendali atas nasib sendiri dan juga nasib orang lain.
6. Ekspresi diri: Kebutuhan
mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
7. Urutan dan pengertian:
Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui pengetahuan, pengertian,
sistematisasi dan pembangunan system lain.
8. Pencarian variasi:
Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi yang dipilih kerap
diekspresikan sebagai pencarian variasi.
9. Atribusi sebab-akibat :
Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan tindakan.
F. Klasifikasi Motif
Motif Primer dan
Motif Sekunder
Pengklasifikasian
motif menjadi motif primer dan motif sekunder di dasarkan pada latar belakang
perkembangan motif. Suatu motif di sebut motif primer bila di latar
belakangi oleh sebuah proses di dalam tubuh. Dengan kata lain, motif primer itu
tergantung pada keadaan organic individu. Yang termasuk pada golongan primer
adalah motif lapar, haus, seks, bernafas, istirahat. Motif sekunder adalah
semua motif yang tidak berlangsung pada keadaan organisme individu. bayi yang
baru saja dilahirkan tidak mempunyai motif yang sekunder karena ia belum
mempunyai pengalaman apapun. Makin bertambah usia seseorang yang berarti makin
bertambah pengalamanya dan makin bertambah pula hal-hal yang ia pelajari.
Berarti makin banyak ia mempunyai motif sekunder.
Motif intrinsik dan Motif ekstrinsik
Motif
intrinsik yaitu motif-motif yang dapat berfungsi tanpa harus dirangsang dari
luar. misalnya, Orang yang gemar membaca tanpa ada ada yang mendorongnya, Ia
akan mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya.
Motif
ekstrinsik yaitu motif yang berfungsi karena perangsang dari luar. misalnya,
seseorang melakukan sesuatu karena untuk memenangkan hadiah yang khusus
ditawarkan untuk perilaku tersebut.
Motif disadari dan motif tidak
disadari
Motif
disadari yaitu Motif yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku secara
sadar. Sedangkan motif tidak disadari yaitu Motif yang menggerakkan individu
untuk bertingkah berlaku di luar kesadaranya.
Motif tunggal dan Motif
Bergabung
Berdasarkan
banyaknya motif yang bekerja di belakang tingkah laku manusia, motif dapat kita
bagi menjadi motif tunggal dan motif bergabung.
Motif
kegiatan-kegiatan kita bisa merupaan motif tunggal ataupun motif bergabung.
Misalnya, membaca surat kabar itu mungkin mempunya motif yang umum seperti yang
diuraikan diatas, mungkin pula bermotif lain, misalnya membaca artikel tertentu
yang berhubungan dengan tugas mata kuliah atau pekerjaan kantor.
Motif Mendekat dan
Motif Menjauh
Suatu
motif disebut motif mendekat bila reaksi terhadap stimulus yang datang bersifat
mendekati stimulus; sedangkan motif menjauh terjadi bila respon terhadap
stimulus yang datang bersifat menghindari atau menjauhi stimulus yang datang.
Stimulus
menimbulkan respon mendekat disebut stimulus positif, sedangkan yang
menimbulkan respon menjauh disebut respon negatif. Respon mendekat maupun
menjauh ini bisa diperoleh dengan pengalaman maupun tanpa pengalaman. dengan
kata lain, yang menimbulkan reaksi mendekat itu dapat berupa motif primer
maupun motif sekunder.
Motif Biogenetis, Sosiogenetis, Dan
teogenetis
Motif
biogenetis yaitu motif yang berkembang pada diri seseorang dan berasal dari
organismenya sebagai makhluk biologis. Contoh motif biogenetis yaitu lapar,
haus, kebutuan akan kegiatan dan istirahat, mengambil nafas, seks, buang air.
Motif
Sosiogenetis yaitu motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari
lingkungan kebudayaan tempat orang itu berada dan berkembang
Motif
teogenetis yaitu Motif yang berasal dari interaksi antara manusia dan
tuhan. seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupanya sehari-hari
saat ia berusaha merealisasi norma-norma agama tertentu.
Contohnya
yaitu keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan YME, keinginan untuk merealisasi
norma-norma agamanya menurut kitab suci ,dll.
G. Metode dan Bentuk Pemberian
Motivasi
a.
Metode Langsung ( Direct Motivation ). Metode atau cara yang
digunakan perusahaan dalam pemberian motivasi terdiri atas : Motivasi langsung
adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap konsumen untuk
memenuhi kebutuhan serta kepuasannya. Hal ini sifatnya khusus, seperti bonus,
tunjangan, penghargaan terhadap pelanggan dan lain-lain.
b.
Metode tidak langsung ( indirect motivation ).
Metode tidak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan
fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah konsumen untuk
melakukan pembelian. Seperti pelayanan memuaskan, kualitas barang ditingkatkan
dan lain sebagainya. Sedangkan bentuk motivasi yang diberikan oileh perusahaan
dapat dalam bentuk insentif positif maupun insentif negatif :
1. Motivasi Positif
Didalam motiasi positif
produsen tidak saja memberikan dalam bentuk sejumlah
uang tapi bisa juga memotivasi dengan memberikan diskon, hadiah, dan pelayanan
yang optimum yang ditunjukan pada diferensiasi dan positioning yang dilakukan
kepada mereka yang melakukan pembelian dan yang akan melakukan pembelian.
2. Motivasi Negatif
Di dalam motivasi negatif produsen memotivasi
konsumen dengan standar pembelian maka mereka akan mendapatkan ganjaran. Dengan
motivasi negatif ini semangat konsumen dalam jangka waktu pendek
akan meningkat untuk melaksanakan pembelian
karena mempunyai kepentingan terhadap kebutuhan tersebut.
H. Hierarki Kebutuhan Maslow
1) Kebutuhan
Fisik (plysical needs)
Berdasarkan
hirarki kebutuhan dari maslow, kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan
memotivasi mereka untuk bekerja adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan ini dapat
berupa kebutuhan akan makanan, kebutuhan seksual, dan kebutuhan biologis
lainnya. Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan ini akan terpenuhi mana kala tenaga
kerja atau individu mendapatkan upah minuman yang mereka kehendaki, lingkungan
pekerjaan yang nyaman, dan lokasi yang bersih dari polusi.
Kebutuhan
Biologis ini mempunyai beberapa ciri :
a.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut satu sama lain tidak begitu tergantung, walaupun sama-sama terdapat dan berasal dari
tubuh
b.
Tempat kebutuhan itu tertentu dalam tubuh, misalnya: lapar ada diperut, haus
ada dimulut, oksigen dipernafasan atau paru-paru
c.
Cara memenuhinya berlangsung berkali-kali, misalnya: kita makan tiga kali
sehari atau lebih, minum beberapa kali sehari
d.
Dalam masyarakat atau lingkungan yang cukup makmur kebutuhan-kebutuhan
fisiologis tidak dapat dipakai untuk merangsang.
2) Kebutuhan
Keamanan (safety and security needs)
Setelah
kebutuhan fisik terpenuhi, menurut Maslow, kebutuhan selanjutnya yang harus
dipenuhi adalah kebutuhan akan keamanan. Kebutuhan akan keamanan bukan sekedar
untuk merasa aman dari berbagai gangguan fisik maupun mental, akan tetapi juga
perasaan aman akan ketidakpastian dimasa yang akan datang. Oleh karena itu,
diantara contoh akan kebutuhan ini adalah rencana pasca pensiun dari pekerjaan,
tunjangan dihari tua, dan lain sebagainya.
3) Kebutuhan
Sosial (social/belongingness needs)
Setelah
kebutuhan fisik dan keamanan terpenuhi, kebutuhanselanjutnya yang akan
memotivasi tenaga kerja adalah kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh
lingkungan sosial. Perusahaan dapat memenuhi ini melalui penciptaan kondisi
yang memungkinkan para tenaga kerja untuk berinteraksi satu sama lain dalam
pekerjaannnya secara berlebihan fleksibel dan terbuka.
4) Kebutuhan
Penghargaan (esteem needs)
Berdasarkan
apa yang diungkapkan oleh Maslow, kebutuhan penghargaan merupakan salah satu
kebutuhan yang akan memotivasi tenaga kerja agar dapat bekerja dengan baik
setelah kebutuhan akan fisik, keamanan dan sosial terpenuhi. Akebutuhan ini
dapat berupa penghargaan dari lingkungan sekitar, dari atasan, maupun adanya
kejelasan atas penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi. Perusahaan dapat
memenuhi kebutuhan ini dengan menerapkan system pemberian penghargaan yang
jelas bagi setiap tenaga kerja, kemudian juga dapat dengan menciptakan budaya
organisasi yang menghargai setiap upaya yang dilakukan oleh tenaga kerja.
Motif
utama yang berhubungan dengan kebutuhan penghargaan dan rekognisi, yaitu
sebagai berikut:
a. Prestise (prestige)
a. Prestise (prestige)
Prestise
dilukiskan sebagai sekumpulan definisi yang tidak tertulis dari berbagai
perbuatan yang diharapkan individu tampil dimuka orang lain, yaitu sampai berapa
tinggi ia dihargai atau tidak dihargai, secara formal atau tidak formal dengan
tulus hati.
b. Kekuasaan (power)
Kekuasaan
yaitu kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar sesuai dengan
maksudnya. Kekuasaan ini dapat timbul karena posisi maupun karena kekuasaan
yang mempribadi (personal power). Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain
karena posisinya dalam organisasi dinamakan kekuasaan posisi. Adapun seseorang
yang mengandalkan pengaruhnya dari kekuatan kepribadian dan perilakunya disebut
kekuasaan mempribadi. Termasuk kebutuhan penghargaan dan rekognisi adalah
kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
5) Kebutuhan
Aktualisas diri (selft actualization needs)
Kebutuhan
ini menyangkut kebutuhan untuk menempatkan diri individu dalam lingkungan dan
untuk pengembangan karier yang jelas, pekerjaan yang menantang, dan lain-lain.
Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan ini melalui pemberian promosi bagi tenaga
kerja yang menunjukkan prestasi atau melalui pelibatan sesering mungkin pegawai
dalam berbagai proyek atau kegiatan yang memiliki tantangan.
Maslow
menekankan bahwa apabila kebutuhan fisiologissudah dipenuhi maka
kebutuhan keselamatan/keamanan menjadi lebih dominan. Kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan keselamatan/keamanan terpenuhi dengan baik maka kebutuhan
sosial/afiliasi akan mencul sebagai kebutuhan yang dominan, seseorang akan
berjuang untuk mendapatkan hubungan yang sangat bermakna dengan yang lain.
Kemudian mereka merasa membutuhkan penghargaan, baik penghargaan diri maupun
penghargaan dari orang lain. Sekali kebutuhan penghargaan dan pengakuan dapat
dipenuhi secara kuat, akan timbul pula kebutuhan untuk aktualisasi diri.
I. Teori
Kebutuhan
a. Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan pada manusia sebagai
motivator membentuk suatu hierarki yang terdiri atas physiological needs,
safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, dan self
actualization needs. Menurut Maslow, kebutuhan dasar harus lebih dahulu
terpenuhi sebelum bweranjak pada kebutuhan psikologis.
b. Teori ERG
ERG (Existence, Relatedness, Growth)
sebagaimana diungkap Aldefder, merupakan penghalusan dari system kebutuhan
Maslow, dengan hanya tiga katagori kebutuhan. Meskipun unrutan kebutuhan
serupa, namun ide hierarki tidak dimasukkan, dan meskipun suatu kebutuhan
terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat terus berlangsung sebagai pengaruh kuat
dalam keputusan.
c. Teori Motivasi Dua Faktor
Dengan menggunakan teknik insiden
kritis, Frederick Herzberg menganalisa sata tentang kepuasan dan ketidakpuasan
orang dalam pekerjaan mereka, dan menghasilkan dua kumpulan factor. (1)
Factor-faktor yang cenderung dapat memotivasi kerja disebut motivator, meliputi
prestasi, penghargaan, tanggung jawab, promosi, pekerjaan itu sendiri, dan
potensi bagi pertumbuhan pribadi. (2) factor-faktor yang berkaitan dengan
ketidakpuasan disebut factor hygiene, meliputi gaji, pengawasan, keamanan
kerja, kondisi kerja, kebijakan organisasi, dan hubungan kerja.
Menurut Herzberg untuk memotivasi
seorang pegawai, sebagai langkah awal, seorang Menajer pertama-tama harus
memenuhi, atau sekurang-kurangnya memelihara kebutuhan dasar. Setelah hal itu
terpenuhi, kebutuhan motivasi menjadi priorotas.
Ada banyak kemiripan dalam katagori
kebutuhan Maslow, Alderfer, dan Herzberg. Dengan menggunakan istilah-istilah
serupa, setiap system menggambarkan aktualisasi diri, pertumbuhan, dan
motivator. Sedangkan Faktor Hygiene cenderung memuaskan kebutuhan aksistensi.
d. Teori Desakan Kebutuhan Murray
Teori ini juga disebut dengan Teori
Kebutuhan Manifestasi. Murray yakin bahwa orang dapat dikelompokkan menurut
kekuatan barbagai kebutuhan yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi prilaku
seseoarang. Kebutuhan disini yang didefinisikan sebagai «perhatian sekarang
untuk mencapai sasaran », terdiri atas dua komponen:
1.
Komponen
kualitatif, sebagai arah sasaran kebutuhan
2. Komponen kuantitatif, sebagai energi
kebutuhan untuk mencapai sasaran
J
A. Kelebihan
antara teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori tiga kebutuhan dari
Atkinson dan David McClelland, teoti dua factor dari Frederich Herzberg :
Teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow :
1. Teori hierarki kebutuhan Maslow telah memperoleh pengakuan luas, terutama pada para manajer aktif. Karena teori ini berdasarkan logika yang intuitif dan mudah dipahami.
2. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
3. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
4. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
5. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelebihan teori motivasi prestasi dari Atkinson dan David McClelland:
1. Adanya riset yang ekstensif dalam teori ini sehingga besar kemungkinana ketepatannya dalam keberhasilan penerapan teori motivasi ini di dunia kerja.
2. Dalam teori ini diterapkan pelatih berlaku efektif dalam mengajar individu – individu untuk berpikir dari segi prestasi, menang dan sukses, kemudian membantu mereka untuk belajar cara bertindak dalam cara yang berprestasi tinggi dengan lebih menyukai situasi dimana mereka mempunyai tanggung jawab pribadi. Sehingga individu dapat termotivator.
Kelebihan teori dua faktor yang dikemukakan Frederick Herzberg :
1. Teori Herzberg telah dibaca secara luas dan hanya sedikit manajer yang tidak familiar dengan rekomendasi – rekomendasinya.
2. Banyak penerapan dari teori Herzberg yang berhasil.
3. Penelitian yang dilakukan Herzberg banyak dikembangkan dan berhasil.
4. Dalam teori Herzberg sangat benar – benar memperhatikan karyawan sehingga dapat diketahui dengan benar kondisi karyawan.
B. Kelemahan dari antara teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan David McClelland, teori dua factor dari Frederich Herzberg :
Kelemahan teori kebutuhan dari Abraham Maslow :
1. Secara umum, riset tidak mensahihkn teori Maslow. Maslow tidak memberikan pembenaran (subtansiasi) empiris, sementara beberapa studi yang berusaha mensahihkan teori itu tidak mendukung teori itu.
2. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.
Kelemahan teori motivasi prestasi yang dikemukakan oleh Atkinson dan David McClelland :
1. Motivasi hanya didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan saja.
2. Terkadang pendektan antara atasan dan bawahan tidak berjalan secara efektif.
Kelemahan dari teori dua factor oleh Frederick Herzberg :
1. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila semuanya berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi kegagalan.
2. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus melakukan penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan dengan menafsirkanrespon tertentu dengan cara tertentu namun di sisi lain memperlakukan respon lain dengan cara yang berbeda.
3. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain, seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir bagwa pekerjaan itu dapat diterimanya.\
4. Teori itu tidak konsisten ddengan riset sebelumnya. Teori dua factor mengabaikan variable – variable situasi.
5. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas. Tetapi, metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang ke kepuasan, bukan produktivitas. Untuk membuat agar riset semacam itu relevan, kita harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara kepuasan dan produktivitas.
J. Kelebihan
dan Kekurangan Teori Motivasi
Teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow :
1. Teori hierarki kebutuhan Maslow telah memperoleh pengakuan luas, terutama pada para manajer aktif. Karena teori ini berdasarkan logika yang intuitif dan mudah dipahami.
2. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (material dan nonmaterial) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
3. Manajer mengetahui bahwa seseorang berperilaku atau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan (material dan nonmaterial) yang akan memberikan kepuasaan baginya.
4. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya. Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonomi lemah)cenderung dimotivasi oleh material, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung dimotivasi oleh nonmaterial.
5. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk merangsang semangat bekerja bawahannya.
Kelebihan teori motivasi prestasi dari Atkinson dan David McClelland:
1. Adanya riset yang ekstensif dalam teori ini sehingga besar kemungkinana ketepatannya dalam keberhasilan penerapan teori motivasi ini di dunia kerja.
2. Dalam teori ini diterapkan pelatih berlaku efektif dalam mengajar individu – individu untuk berpikir dari segi prestasi, menang dan sukses, kemudian membantu mereka untuk belajar cara bertindak dalam cara yang berprestasi tinggi dengan lebih menyukai situasi dimana mereka mempunyai tanggung jawab pribadi. Sehingga individu dapat termotivator.
Kelebihan teori dua faktor yang dikemukakan Frederick Herzberg :
1. Teori Herzberg telah dibaca secara luas dan hanya sedikit manajer yang tidak familiar dengan rekomendasi – rekomendasinya.
2. Banyak penerapan dari teori Herzberg yang berhasil.
3. Penelitian yang dilakukan Herzberg banyak dikembangkan dan berhasil.
4. Dalam teori Herzberg sangat benar – benar memperhatikan karyawan sehingga dapat diketahui dengan benar kondisi karyawan.
B. Kelemahan dari antara teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, teori tiga kebutuhan dari Atkinson dan David McClelland, teori dua factor dari Frederich Herzberg :
Kelemahan teori kebutuhan dari Abraham Maslow :
1. Secara umum, riset tidak mensahihkn teori Maslow. Maslow tidak memberikan pembenaran (subtansiasi) empiris, sementara beberapa studi yang berusaha mensahihkan teori itu tidak mendukung teori itu.
2. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarkis, tetapi dalam kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi-makan lagi dan seterusnya.
Kelemahan teori motivasi prestasi yang dikemukakan oleh Atkinson dan David McClelland :
1. Motivasi hanya didorong oleh kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat, harapan keberhasilannya, dan nilai insentif yang terlekat pada tujuan saja.
2. Terkadang pendektan antara atasan dan bawahan tidak berjalan secara efektif.
Kelemahan dari teori dua factor oleh Frederick Herzberg :
1. Prosedur yang digunakan Herzberg terbatasi oleh metodologinya. Bila semuanya berlangsung baik, orang cenderung menganggap itu berkat diri mereka. Sebaliknya, mereka menyalahkan lingkungan luar jika terjadi kegagalan.
2. Keandalan metodologi Herzberg dipertanyakan. Karena penilai harus melakukan penafsiran, mungkin mereka dapat mencemari penemuan dengan menafsirkanrespon tertentu dengan cara tertentu namun di sisi lain memperlakukan respon lain dengan cara yang berbeda.
3. Tidak digunakannya ukuran total kepuasan apapun. Dengan kata lain, seseorang dapat tidak menyukai bagian dari pekerjaannya, masih berpikir bagwa pekerjaan itu dapat diterimanya.\
4. Teori itu tidak konsisten ddengan riset sebelumnya. Teori dua factor mengabaikan variable – variable situasi.
5. Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas. Tetapi, metodologi riset yang dia gunakan hanya memandang ke kepuasan, bukan produktivitas. Untuk membuat agar riset semacam itu relevan, kita harus mengasumsikan hubungan yang kuat antara kepuasan dan produktivitas.
K. Riset
/ Penelitian Motivasi
Motivasi di balik perilaku manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini lebih merupakan “drive” yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menyenangkan.
Q. Bentuk dan Keterlibatan dan Hasil
Motivasi di balik perilaku manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini lebih merupakan “drive” yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menyenangkan.
Contoh : Merokok jadi pelarian dari tugas
berat atau tak menyenangkan, nyaris seperti anak kecil yang suka melamun karena
kebanyakan dijejali tugas-tugas PR. Merokok juga merupakan hadiah pada
diri sendiri, akan lebih menyenangkan kalau sering dilakukan. Merokok di awal
hari mengantisipasi anugerah yang bakal datang, sementara merokok di malam hari
menutup hari yang panjang. Rokok adalah jejak waktu modern yang menandai
berjalannya waktu, baik di rumah maupun di kantor. Bisa juga untuk
meredam ketidaksabaran, merokok membuat waktu berlari lebih cepat dan itulah
mengapa orang merokok saat menunggu di stasiun, saat seorang suami menunggu
istrinya melahirkan atau seseorang membunuh waktu di balik kerangkeng di
penjara. Merokok memberi kenikmatan oral sensual. Rokok juga bisa berfungsi
sosial sebagai teman, juga menjadi sarana percakapan dengan diri sendiri.
Rokok menegaskan kepribadian sambil menunjukkan hubungan dekat dengan sesama
perokok. Kotak rokok, misalnya, menunjukkan jarak dan individualitas.
Banyak perokok suka mengamati gulungan asap rokoknya yang kadang membentuk
pola-pola di udara, membawa serta rasa cemas dan kekecewaan mereka….Itulah
kutipan contoh hasil penelitian motivasi konsumen di balik perilaku merokok.
jj
L. KETERLIBATAN
Keterlibatan adalah tingkat
kepentingan pribadi yang dirasakan dan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus
di dalam situasi spesifik hingga jangkauan kehadirannya, konsumen bertindak
dengan sengaja untuk meminimumkan resiko dan mamaksimumkan manfaat yang
diperoleh dari pembelian dan pemakaian.
Keterlibatan mengacu pada persepsi
konsumen tentang pentingnya arau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau
aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang memiliki konsekuensi relevan
secara pribadi dikatakan telibat dengan produk dan memiliki hubungan dengan
produk tersebut.
M. Fokus Keterlibatan
Beberapa konsumen terlniat dengan
kegiatan yang berkaitan dengan pemasaran seperti mengumpulkan kupon diskon,
belanja pakaian, mencari harga terendah, atau tawar menawar dengan penjual.
Adalah penting bahwa pemasar dengan jelas mengidentifikasikan focus keterlibatan
konsumen. Pemasar perlu mengetahui dengan cepat apa yang disebut sebagai
relevan secara pribadi oleh konsumen : produk / merek, objek, perilaku,
kejadian, situasi, lingkungan, atau beberapa bahkan semua hal diatas. Karena
sebagian besar pemasar tertarik dengan keterlibatan konsumen dengan
produk dan merek.
N. Dasar
Arti Akhir Bagi Keterlibatan
Rantai arti akhir dapat menolong pemasar
memahami keterlibatan produk konsumen karena dapat memperlihatkan bagaimana
pengetahuan tentang ciri produk dihubungkan dengan pengetahuan tentang diri (Peter
& Olson, 1996).
O.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan
•
Relevansi – Pribadi Intrinsik Mengacu pada pengetahuan arti akhir konsumen yang
disimpan dalam ingatan. Konsumen mendapatkan pengetahuan arti-akhir ini melalui
pengalaman masa lalu mereka terhadap suatu produk. Pada saat menggunakan suatu
produk, konsumen belajar bahwa cirri produk tertentu memilikii konsekuensi yang
dapat membantu mencapai tujuan dan nilai yang penting.
•
Relevansi Pribadi Situasional Ditentukan oleh aspek lingkungan fisik dan social
yang ada disekitar kita yang dengan segera mengaktifkan konsekuensi dan nilai
penting, sehingga membuat produk dan merek yang terlihat secara pribadi dan
relevan.
P. Beberapa Faktor Anteseden Dari Keterlibatan
- Faktor-faktor pribadi, Faktor pribadi paling kuat bila produk atau jasa dipandang sebagai citra diri yang dapat mempertinggi. Contoh : Richins dan bloch memperlihatkan bahwa beberapa konsumen adalah penggemar mobil, yang mengikut perlombaan dan reli serta berlangganan majalah mobil. Yang lain menggunakan mobil mereka terus menerus, tetapi memperlihatkan keterlibatan melalui ketidakpedulian akan mobil pada umumnya.
- Faktor produk , Produk sebenarnya tidak menimbulkan keterlibatan dalam dan dari diri sendiri, tetapi cara konsumen merespons terhadap produk itulah yang akan menetukan tingkat keterlibatan mereka. Secara umum keterlibatan lebih besar untuk produk yang memenuhi kebutuhan dan nilai yang penting. Keterlibatan dapat meningkat karena alternatif pilihan dipandang secara lebih khusus di dalam penyajian mereka.
- Faktor situasi Keterlibatan situasi operasional atas dasar temporer dan dapat memudar segera sesudah hasil pembelian dipecahkan. Contohnya seperti busana yang sedang trendy di mana keterlibatan tinggi pada awalnya, tetapi akan berkurang sesudah barang tersebut dikenakan terus menerus dan mode mulai berubah.
Q. Bentuk dan Keterlibatan dan Hasil
Konsumen juga dapat terlibat dengan produk atau merek. Mereka lebih melihat
perbedaan dalam sifat dari berbagai produk atau merek dan hasil yang terlihat
adalah loyalitas yang lebih besar ketika preferensi didasarkan atas
keterlibatan yang dirasakan tinggi.
R.
Mengukur Keterlibatan
1. Pentingnya konsekuensi
negative adalah butir skala mengevaluasi baik kepentingan produk maupun risiko
konsekuensi negative yang disadari.
2. Probabilitas subjektif
dari kesalahan pembelian adalah risiko membuat pilihan yang buruk.
3. Nilai kesenangan adalah
nilai hedonic dari pembelian dan pemakaian.
4. Nilai tanda adalah
jangkauan dimana pembelian dan pemakaian membuat pernyataan sosial mengenai
orang bersangkutan.
S. Pertanyaan
Kajian dan Diskusi
1. Apa
yang dimaksud dengan perilaku konsumen (Consumer Behaviour)?
2. Siapa
yang tertarik pada perilaku konsumen?
3. Apa
hubungan antara perilaku konsumen dengan strategi pemasaran?
4. Jelaskan
ruang lingkup dari perilaka konsumen!
5. Jelaskan
pentingnya analisis perilaku konsumen bagi kegiatan pemasaran!
6. Jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen!
SUMBER
:
0 komentar:
Posting Komentar