Nama : Rose Iman Sari
Kelas : 3EA17
NPM : 16211462
TUGAS 3 _ Softskill Bahasa Indonesia 2
A. Pengertian Karangan
Karangan
merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam
tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat.
Karangan adalah bentuk
tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan
tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
B. Ciri
– Ciri Karangan yang Baik
1.
Berisi
hal-hal yang bermanfaat
Karangan yang bisa memenuhi
kebutuhan pembaca akan dapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin karangan
itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.
2.
Pengungkapan
jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai
dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca. Dengan pengungkapan yanh
semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah diikuti.
3.
Penciptaan
kesatuan dan pengorganisasian
Karangan yang mampu menciptakan
kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca
memahami karangan. Sebaiknya karangan langsung menjelaskan inti permasalahan
dan tidak berbelit-belit.
4.
Efektif
dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan
efisien adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efisiensi
dan efektifitas, yaitu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas,
namun dapat menjangkau makna yang luas.
5.
Ketepataan
penggunaan bahasa
Karangan yang baik juga ditentukan
oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan
bobot karangan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan pengarang
untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan
kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan
tanda baca harus memadai.
6.
Ada
variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa dalam karangan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek
secara berselang-seling.
7.
Vitalitas
Karangan yang baik biasanya penuh
tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu
menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang
ditulisnya.
8.
Cermat
Karangan yang baik memperahatikan
masalah kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap
sepele apalagi diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata
maupun menyusun kalimat.
9.
Objektif
Mengarang adalah mengungkapkan
sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus
runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang
benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.
C. Kerangka
Karangan
Kerangka karangan adalah rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis,
dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas,
terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan
agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan
kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar
tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Pada dasarnya, untuk
menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan
teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan,
berikut langkah-langkahnya, antara lain :
1. Menentukan
tema dan judul
Sebelum anda mau
melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila
menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan,
atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan
menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan
awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh
terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku,
semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang
diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. Jangan
mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b. Pilih tema
yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang
sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
Terkadang memang
dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan
kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah
satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul
yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
2. Mengumpulkan
bahan
Setelah punya
tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis,
perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan.
Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi
bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan.
Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan,
kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis)
dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar
ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang
tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis
mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi
bahan
Setelah ada bekal,
dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias
dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan.
Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan
teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya :
a. Catat hal
penting semampunya.
b. Jadikan membaca
sebagai kebutuhan.
c. Banyak diskusi,
dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat
kerangka
Ada 2 macam
karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. Fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian
nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh
karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan.
Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang
berupa cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus
melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan
awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka
karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi,
atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu
dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Tahapan dalam
menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat
gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan2 yang timbul).
b. Mengatur urutan
gagasan.
c. Memeriksa
kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d. Membuat kerangka
yang terperinci dan lengkap
Merangka karangan
yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak
mengalir
5. Mengembangkan
kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
D. Jenis
Karangan
Karangan berdasarkan tujuannya dibedakan
menjadi beberapa jenis antara lain:
1.
DESKRIPSI
Karangan ini berisi gambaran
mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan hal tersebut.
Contoh deskripsi berisi
fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa
fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk
deskripsi misalnya:
* Keindahan Telaga Sarangan
* Suasana perayaan HUR Soyus
* Keadaan daerah yang dilanda bencana
* Keindahan Telaga Sarangan
* Suasana perayaan HUR Soyus
* Keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi:
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
b. Tentukan tujuan
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
a. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
b. Tentukan tujuan
c. Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
d. Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
e. Kembangkan kerangka menjadi deskripsi
2. NARASI
Narasi merupakan karangan
kisahan yang memaparkan terjadinya sesuatu peristiwa, baik peristiwa kenyataan,
maupun peristiwa rekaan. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam
satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu
konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok
sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau
alur.
Jenis-jenis narasi :
a. Narasi informatif adalah
narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu
peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
b. Narasi ekspositorik
adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah
seseorang. Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan
data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan biasanya, satu orang. Pelaku
diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam
kehidupannya. Karangan narasi ini diwarnai oleh eksposisi, maka ketentuan
eksposisi juga berlaku pada penulisan narasi ekspositprik. Ketentuan ini
berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang ada,
tidak memasukan unsursugestif atau bersifat objektif.
c. Narasi objektif adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang
logis, berdasarkan fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat
objektif.
d. Narasi sugestif adalah
narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan suatu
amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat.
Narasi dibangun oleh sebuah
alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfiks. Selain alur
cerita, konfiks dan susunan kronologis.
Ciri-ciri karangan narasi
menurut Atar Semi (2003:31) adalah sebagaiu berikut:
- Berupa cerita
tentang peristiwa atau pengaalaman penulis.
- Kejadian atau
peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi,
dapat berupa semata-mata imajinasi atau
gabungan keduanya.
- Berdasarkan
konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
- Memiliki nilai
estetika.
- Menekankan susunan
secara kronologis
3. EKSPOSISI
Karangan ini berisi uraian
atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau
pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Menurut A. Chaedar Alwasilah
dan Semmy Suzanna Alwasilah (2005:111) Dalam Pokoknya Menulis eksposisi
merupakan tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik,
atau mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat untuk memberi informasi
atau memberi petunjuk kepada pembaca. Di sini eksposisi mengandalkan strategi
pengembangan alinea seperti lewat pemberian contoh, proses, sebab akibat,
klasifiksasi, definisi, analisis, komperasi dan kontras.
Menurut Aceng Hasani (2005:
30) dalam buku Ikhwal Menulis juga mendefinisikan bahwa eksposisi
merupakan bentuk tulisan yang sering digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah
dan tidak berusaha mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca
tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca boleh menolak dan
menerima apa yang dikemukakan oleh penulis.
Topik yang diangkat
berdasarkan data faktual, yaitu suatu kondisi yang benar-benar terjadi, ada,
dan dapat bersifat historis tentang bagaimana suatu alat bekerja, bagaimana
suatu peristiwa terjadi, dan sebagainya dengan kata lain, penafsiran objektif
suatu topik di dukung oleh seperangkat fakta.
Menurut Aceng Hasani
(2005:31) ciri-ciri karangan eksposisi sebagai berikut :
1. Penjelasannya bersifat
informatif
2. Pembahasan masalahnya
bersifat objektif
3. Penjelasannya disertakan
dengan bukti-bukti yang konkret (tidak mengada-ada)
4. Pembahasannya bersifat
logis atau sesuai dengan penalaran
Berdasarkan cara atau metode
penguraiannya, karangan eksposisi dapat dibedakan ke dalam beberapa karangan
eksposisi.
Ada beberapa jenis pengembangan dalam paragraf eksposisi;
1. eksposisi definisi
2. eksposisi proses
3. eksposisi klasifikasi
4. eksposisi ilustrasi
(contoh)
5. eksposisi perbandingan
& pertentangan, dan
6. eksposisi laporan
4.
ARGUMENTASI
Karangan
ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/
fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.
Ciri
Ciri pargaraf argumentasi merupakan tipe paragraf yang mengutarakan inspirasi,
inspirasi, atau pendapat penulis dengan diikuti bukti serta fakta ( serius
berjalan ). tujuannya merupakan biar pembaca meyakini bahwa inspirasi,
inspirasi, atau pendapat tersebut merupakan benar serta bisa di buktikan.
itulah sedikit pengertian mengenai paragraf argumentasi semoga bermanfaat dan
dapat dimengerti dengan baik.
Paragraf
argumentasi memiliki dua pola pengembangan, yakni sebagaimana berikut :
>> sebab ke akibat, yakni tipe
pola pengembangan paragraf argumentasi yang berawal dari moment yang
dikira sebagai pemicu, selanjutnya menuju pada ikhtisar yang berbentuk dampak
atau akibat yang disebabkan dari suatu kejadian.
>> akibat ke sebab, ialah paragraf
ini di mulai dari menjelaskan satu persoalan yang dikira sebagai akibat
selanjutnya bergerak menuju perihal yang dikira sebagai pemicu persoalan.
5.
PERSUASI
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Topik/ tema yang tepat untuk
persuasi, misalnya:
* Katakan tidak pada NARKOBA
* Hemat energi demi generasi mendatang
* Hutan sahabat kita
* Hidup sehat tanpa rokok
* Membaca memperluas cakrawala
* Katakan tidak pada NARKOBA
* Hemat energi demi generasi mendatang
* Hutan sahabat kita
* Hidup sehat tanpa rokok
* Membaca memperluas cakrawala
Langkah menyusun persuasi:
a. Menentukan topik/ tema
b. Merumuskan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
a. Menentukan topik/ tema
b. Merumuskan tujuan
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d. Menyusun kerangka karangan
e. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
E. Perbedaan
Karangan Ilmiah , Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah
a).
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah biasanya digunakan untuk menyatakan fakta
yang umum dan ditulis menurut metodologi dan tata cara penulisan yang benar
,ciri yang membedakan karangan ilmiah dengan jenis karangan yang lainya
adalah pertama karangan ilmiah bersifat sistematis kemudian objektif dan
tidak persuasif sehingga karangan ilmiah lebih baku jika dibandingkan dengan
jenis karangan yang lainya,selain itu karangan ilmiah tidak ditulis untuk
mengejar keuntungan pribadi dan tidak melebih-lebihkan suatu hal ,adapun contoh
dari karangan ilmiah dapat berupa makalah,usulan penelitian skrpisi,tesis
,disertasi dan lain sebagainya,umumnya karangan ilmiah terdiri dari judul
karangan,pendahuluan,pembahasan simpulan dan daftar pustaka.
b). Karangan Non Ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang sudah lazim
digunakan dalam dunia tulis-menulis,karangan non ilmiah biasa disebutkan dengan
karangan fiksi ataupun non fiksi,perbedaan yang cukup mencolok dari karangan
ilmiah dengan karangan non ilmiah adalah pada karangan ilmiah bersifat hasil
penelitian sehingga faktual objektif sedangkan karangan non ilmiah
adalah karangan yang bebas dan berasal dari pemikiran sang penulis itu sendiri
contohnya adalah novel,roman,cerpen,puisi dan lain sebagainya.
c). Karangan Semi Ilmiah
Karangan Semi-Ilmiah adalah karangan yang menyajikan
fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannya-pun tidak semiformal tetapi
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar,
ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya teknis dan
didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah
memang masih banyak digunakan misalnya dalam opini, editorial, resensi,
anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
SUMBER :
0 komentar:
Posting Komentar